Maros – reaksipress.com – Sudah lebih dari dua bulan, Jembatan Pakere yang menghubungkan Desa Bonto Tallasa dan Desa Tanete, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, mengalami kerusakan parah akibat bencana alam. Kondisi ini kian memburuk seiring dengan mulai terjadinya longsor di sekitar badan jembatan, namun hingga kini belum ada kejelasan dari pemerintah soal waktu perbaikan
Kerusakan jembatan berdampak langsung pada aktivitas harian warga, khususnya anak-anak sekolah yang kini harus berjalan kaki sejauh dua kilometer untuk mencapai sekolah mereka.
Melihat lambatnya penanganan, Aliansi Pemantau Kinerja Aparatur Negara (APKAN) RI Kabupaten Maros, melalui anggotanya M. Malawat, mendatangi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Maros untuk menuntut kepastian perbaikan.
“Kami tidak butuh janji-janji, kami butuh realisasi,” tegas M. Malawat dalam pertemuan tersebut.
Dalam dialog itu juga dibahas status legal jembatan yang sebelumnya dibangun secara swadaya oleh warga setempat atas inisiatif H. Bohari. Kejelasan soal status hibah menjadi penting untuk mencegah potensi masalah hukum saat proses renovasi dilakukan.
Sebagai tindak lanjut teknis, Dinas PUPR Maros mengundang tim akademisi dari Politeknik Negeri Ujung Pandang, yang dipimpin Prof. Ir. Muhammad Suradi, M.Eng., ST., Ph.D.. Tinjauan lapangan dilakukan Rabu (30/4/2025) pukul 14.00 WITA, bersama Plt. Kadis PUPR Muhammad Alfian Amri, serta Komisi II DPRD Maros yang dipimpin Marja Massere.
Menurut Prof. Suradi, penyebab utama kerusakan adalah konstruksi awal jembatan yang hanya menggunakan pasangan batu sebagai dinding penahan, sehingga mudah terkikis air.
“Kami menyarankan pembangunan tembok penahan dari beton dan abutmen baru. Perbaikan harus dilakukan segera agar tidak membahayakan,” ujarnya.
Anggota DPRD Maros dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Muhammad Yusuf, yang sejak awal mendorong perbaikan jembatan ini mengatakan bahwa pihaknya siap mendorong alokasi anggaran perbaikan.
“Kita berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah cepat mengingat jembatan ini sangat vital bagi warga. Ini perlu di atensi dengan serius karena menyangkut hajat hidup orang banyak,” sebutnya saat dijumpai di ruang Fraksi F-PKB, gedung DPRD Maros.
Data Dinas PUPR menunjukkan bahwa jembatan Pakere merupakan salah satu akses vital yang menghubungkan wilayah selatan Kecamatan Simbang dengan jalur distribusi ekonomi utama di Maros.
Tokoh masyarakat setempat, H. Marzuki, menyampaikan apresiasi atas kunjungan langsung dari pemerintah, DPRD, dan akademisi. Namun ia menekankan bahwa warga kini menanti bukti nyata.
“Kami berharap ini bukan sekadar kunjungan seremonial. Jembatan ini penting bagi aktivitas sosial dan ekonomi kami,” katanya.