Maros – reaksipress.com – Di tengah dinamika sosial Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, tokoh pemuda Maros yang kerap disapa Abhel terus berjuang untuk membela masyarakat kecil.
Pemuda dengan rambut gondrong itu menegaskan sikapnya dalam mendukung wacana penghapusan sistem outsourcing yang tengah digodok pemerintah pusat.
Melalui kiprahnya sebagai Ketua Dewan Penasihat organisasi pemuda, LABETTA REVOLUSI, secara tegas menyatakan bahwa praktik outsourcing selama ini lebih banyak merugikan pekerja.
“Selama ini, kita melihat bagaimana pekerja dengan ijazah dan keahlian yang mumpuni seolah tidak dihargai oleh perusahaan,” ujar Abhel saat ditemui tim Reaksi Press.
Menurutnya, sistem alih daya bukan hanya menghambat akses pekerja terhadap hak-hak normatif seperti status tetap dan jaminan sosial, tetapi juga menciptakan ketimpangan dalam hubungan industrial.
Ia menyebut hal ini sebagai salah satu penyebab melemahnya semangat kerja dan produktivitas tenaga kerja lokal.
Tidak sekadar menyuarakan, Abhel bersama LABETTA, membuka ruang bagi para pekerja untuk saling berbagi informasi, memperjuangkan hak, serta mendorong terciptanya solusi yang berpihak pada keadilan.
Menanggapi wacana penghapusan outsourcing, Abhel menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Republik Indonesia yang dinilainya telah menunjukkan komitmen nyata dalam memperbaiki sistem ketenagakerjaan.
“Kami sangat mengapresiasi respons positif Bapak Presiden terkait isu krusial ini,” tegasnya.
Abhel mengatakan penghapusan outsourcing akan menjadi langkah maju yang signifikan dalam menciptakan iklim kerja yang lebih sehat, adil, dan produktif bagi semua pihak.