Opini – reaksipress.com – Ahad, 8 Juni 2025. Langit Jakarta masih menyiratkan kesibukan, namun azan Asar yang berkumandang seolah menjadi jeda yang menenangkan. Kami, tim Reaksi Press, berkesempatan menunaikan salat berjemaah di sebuah masjid yang terletak di tengah hiruk pikuk perkantoran dan kos-kosan di Jakarta Pusat. Masjid ini, dengan ukuran sedang dan suasana yang begitu nyaman dan sejuk, menawarkan ketenangan yang sulit ditemukan di ibu kota.
Selesai salat, kami memilih untuk sejenak menikmati kedamaian yang terpancar dari setiap sudut masjid. Tak lama, seorang jemaah menyapa kami. Ternyata, beliau adalah salah satu anak cucu dari pendiri masjid bersejarah ini: Masjid Al-Usmaniyah.
Dari perbincangan singkat, kami tertegun mendengar kisah di balik berdirinya masjid ini. Didirikan dan dikelola sepenuhnya oleh keluarga asli Buton, Masjid Al-Usmaniyah tidak pernah berafiliasi dengan pemerintah. Seluruh sumber dana operasional berasal dari pengelolaan mandiri dan sumbangan tulus para jemaah.
Membangun sebuah masjid di atas tanah pribadi, apalagi di lokasi strategis seperti Mangga Besar (Mabes) yang dikenal padat, tanpa bantuan pemerintah adalah sebuah pencapaian luar biasa. Kisah Masjid Al-Usmaniyah ini adalah bukti nyata dari kekuatan keikhlasan dan semangat gotong royong umat. Sebuah oase iman yang dibangun dengan cinta, berdiri kokoh di tengah modernitas Jakarta, menjadi saksi bisu keagungan sebuah niat tulus.
Semoga kisah Masjid Al-Usmaniyah ini menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa kebaikan dan kebermanfaatan bisa hadir dari mana saja, bahkan dari hati-hati yang ikhlas membangun rumah Allah.