e-SIM dan Validasi NIK: Langkah Maju atau Ancaman Privasi?
Opini – reaksipress.com – Rencana pemerintah untuk memberlakukan e-SIM dan validasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai upaya menanggulangi penggunaan nomor palsu menuai dukungan dari berbagai pihak. Langkah ini dianggap krusial dalam menjaga keamanan siber dan memberantas tindakan penipuan digital yang kian marak. Namun, di balik dukungan tersebut, muncul kekhawatiran mendasar terkait efektivitas dan potensi pelanggaran privasi.
Salah satu poin krusial yang disoroti adalah kelemahan validasi yang hanya mengandalkan NIK. Selama ini, praktik penyalahgunaan NIK milik orang lain yang tidak memiliki ponsel sering terjadi. Oknum tidak bertanggung jawab memanfaatkan celah ini untuk mendaftarkan nomor palsu tanpa sepengetahuan pemilik NIK asli.
Oleh karena itu, banyak pihak mendesak pemerintah untuk tidak hanya bertumpu pada validasi NIK semata. Penambahan fitur pengenalan wajah (face recognition) dinilai menjadi solusi yang lebih komprehensif. Dengan memadukan validasi NIK dan verifikasi biometrik wajah saat pendaftaran e-SIM, potensi penyalahgunaan identitas dapat diminimalisir secara signifikan.
Pengenalan wajah akan memastikan bahwa individu yang mendaftarkan nomor telepon adalah pemilik NIK yang sah dan benar-benar ada secara fisik. Langkah ini akan menjadi lapisan pengamanan tambahan yang jauh lebih sulit ditembus dibandingkan hanya sekadar memasukkan nomor NIK.
Meskipun demikian, implementasi pengenalan wajah juga memunculkan pertanyaan terkait keamanan data biometrik dan potensi penyalahgunaannya. Pemerintah perlu memastikan bahwa sistem penyimpanan dan pengelolaan data wajah ini memiliki standar keamanan yang tinggi dan transparan, serta adanya regulasi yang jelas untuk melindungi privasi masyarakat.